Depok, 24 Maret 2016
15 : 53
======================================================================
Perihal rindu,
Seringkali
aku merasakan rindu yang mampu mebuatku terlelap. Entah ini memang benar rindu,
terkadang aku tak mengerti mengapa seringkali rasa ini hadir, membuatku sulit
untuk bersikap biasa. Aku tak tahu, mengapa tak mudah bagiku untuk menikis
segala rasa ini, namun yang pasti lambat – laun aku telah terbiasa untuk
menikmati segala gejolak batin yang ada dalam diri ini.
Perihal siapa yang aku tengah,
bahkan selalu aku rindukan….”
Rinduku
yang pertama adalah kepada Alm. Bapak yang selalu aku sayangi dan aku rindukan dekapan
lembut dan hangatnya peluknya. Segala celotehannya yang selalu berhasil mengukir
tawa - bahagia dalam diriku yang hampir selalu membuatku tak pernah mengenal tentang
luka pilu dan airmata kesedihan. Segala bentuk motivasi dan pelajaran hidup
yang selalu beliau tuturkan selalu membuatku siap dan kuat menghadapi esok yang
lebih baik. Segala nasehat baiknya untuk senantiasa menghargai kehadiran orang
lain di sekitar kita mampu melunakkan hatiku dan mengikis egoku secara
perlahan. Hingga detik ini, aku selalu merindukan nya, dan InsyaAllah kelak
kami akan dipertemukan kembali di Syurga-Nya, Aamiin.
Dan
perihal selanjutnya tentang rasa rinduku yang sampai detik ini tengah aku
rasakan adalah terkait rinduku kepadanya, dirinya. Dirinya yang entah siapa
sesungguhnya dan entah kini tengah dimana berada, yang jelas aku selalu
merindukannya, “Pangeranku” :).
Rinduku semakin membuncah, dari
berwarna merah jambu, hingga detik ini telah memancarkan warna merah merekah
indah. Begitu indah yang aku rasakan….”
Rasa
ini fitrah, dan aku tak ingin merusak segala fitrah ini, aku akan tetap
menjaganya hingga kelak tiba waktunya nanti, pangeranku kan datang menjemputku
untuk tetap setia melangkah bersama menjemput ridho-Nya.
Rabb, kuatkan aku….”
Aku
bersyukur, lewat perjalanan hidup yang senantiasa diwarnai dengan asam –
manisnya kehidupan, telah membawaku pada proses metamorfosis kehidupan,
menjadikanku pribadi yang jauh lebih baik dari hari kemarin. Alhamdulillah ^^.
Terlalu banyak rangkaian kata apabila aku tuangkan semuanya disini, yang jelas
selalu ada pelajaran berharga yang dapat diambil dari setiap rangkaian cerita
masa lalu yang telah mengukir menjadi butir – butir kenangan, sehingga tak
hanya penyesalan yang didapat, melainkan juga tentang hikmah yang indah dibalik
ini semua.
Aku memang belum sepenuhnya
bisa bersikap dewasa sebanding dengan usiaku kini, namun aku takkan pernah
bosan untuk belajar menjadi pribadi yang dewasa dan lebih bijaksana dalam
menyikapi apapun :).
Rabb, aku merindukannya….”
Lagi –
lagi seperti ini yang menghampiriku untuk yang kesekian kalinya. Bayangnya tak
pernah bisa hilang dalam benakku, bahkan ketika aku tengah terlelap pun, ia
hadir mengetuk dan masuk ke dalam alam bawah sadarku. Hampir selalu seperti
itu, hampir di setiap hari. Entahlah, aku hanya takut segala anganku ini
terbang dan melambung terlalu tinggi, sebab jatuh dari ketinggian itu begitu
sakit. Aku takut ini semua hanyalah prasangkaan aku semata yang terlihat semu.
Aku takut.
Namun
siang tadi, ada hal sederhana yang aku dapatkan, aku temui lebih tepatnya :). Membuatku
merasa ikhlas melepaskan segala rasa ini. Aku biarkan rinduku ini mengalir
mencari radar nya, hingga sampai pada waktunya nanti.
Rinduku,
Kini berwarna merah merekah….”
Membawaku kepada keikhlasan dan
ketenangan batin dalam menjaganya.
Rinduku,
Aku akan selalu menunggu
hadirmu,
Entah itu kapan,
Entah itu dimana,
Dan entah apakah memang dirinya
lah orang nya?
Aku tak tahu, dan tak dapat
menjamin ini semua :).
Aku pasrahkan semua ini hanya
kepada-Nya.
======================================================================
Teruntukmu,
Semoga kita lekas dipertemukan-Nya,
Salam rinduku teruntuknya yang
masih selalu aku rindukan,
Aku masih menunggumu….”
Dina Mitsalina
======================================================================
Tidak ada komentar:
Posting Komentar