Jumat, 25 Maret 2016

Rindu yang Memancarkan Warna Merah Merekah





Depok, 24 Maret 2016
15 : 53
======================================================================
Perihal rindu,
Seringkali aku merasakan rindu yang mampu mebuatku terlelap. Entah ini memang benar rindu, terkadang aku tak mengerti mengapa seringkali rasa ini hadir, membuatku sulit untuk bersikap biasa. Aku tak tahu, mengapa tak mudah bagiku untuk menikis segala rasa ini, namun yang pasti lambat – laun aku telah terbiasa untuk menikmati segala gejolak batin yang ada dalam diri ini.
Perihal siapa yang aku tengah, bahkan selalu aku rindukan….”
Rinduku yang pertama adalah kepada Alm. Bapak yang selalu aku sayangi dan aku rindukan dekapan lembut dan hangatnya peluknya. Segala celotehannya yang selalu berhasil mengukir tawa - bahagia dalam diriku yang hampir selalu membuatku tak pernah mengenal tentang luka pilu dan airmata kesedihan. Segala bentuk motivasi dan pelajaran hidup yang selalu beliau tuturkan selalu membuatku siap dan kuat menghadapi esok yang lebih baik. Segala nasehat baiknya untuk senantiasa menghargai kehadiran orang lain di sekitar kita mampu melunakkan hatiku dan mengikis egoku secara perlahan. Hingga detik ini, aku selalu merindukan nya, dan InsyaAllah kelak kami akan dipertemukan kembali di Syurga-Nya, Aamiin.
Dan perihal selanjutnya tentang rasa rinduku yang sampai detik ini tengah aku rasakan adalah terkait rinduku kepadanya, dirinya. Dirinya yang entah siapa sesungguhnya dan entah kini tengah dimana berada, yang jelas aku selalu merindukannya, “Pangeranku” :).
Rinduku semakin membuncah, dari berwarna merah jambu, hingga detik ini telah memancarkan warna merah merekah indah. Begitu indah yang aku rasakan….”
Rasa ini fitrah, dan aku tak ingin merusak segala fitrah ini, aku akan tetap menjaganya hingga kelak tiba waktunya nanti, pangeranku kan datang menjemputku untuk tetap setia melangkah bersama menjemput ridho-Nya.
Rabb, kuatkan aku….”
Aku bersyukur, lewat perjalanan hidup yang senantiasa diwarnai dengan asam – manisnya kehidupan, telah membawaku pada proses metamorfosis kehidupan, menjadikanku pribadi yang jauh lebih baik dari hari kemarin. Alhamdulillah ^^. Terlalu banyak rangkaian kata apabila aku tuangkan semuanya disini, yang jelas selalu ada pelajaran berharga yang dapat diambil dari setiap rangkaian cerita masa lalu yang telah mengukir menjadi butir – butir kenangan, sehingga tak hanya penyesalan yang didapat, melainkan juga tentang hikmah yang indah dibalik ini semua.
Aku memang belum sepenuhnya bisa bersikap dewasa sebanding dengan usiaku kini, namun aku takkan pernah bosan untuk belajar menjadi pribadi yang dewasa dan lebih bijaksana dalam menyikapi apapun :).
Rabb, aku merindukannya….”
Lagi – lagi seperti ini yang menghampiriku untuk yang kesekian kalinya. Bayangnya tak pernah bisa hilang dalam benakku, bahkan ketika aku tengah terlelap pun, ia hadir mengetuk dan masuk ke dalam alam bawah sadarku. Hampir selalu seperti itu, hampir di setiap hari. Entahlah, aku hanya takut segala anganku ini terbang dan melambung terlalu tinggi, sebab jatuh dari ketinggian itu begitu sakit. Aku takut ini semua hanyalah prasangkaan aku semata yang terlihat semu. Aku takut.
Namun siang tadi, ada hal sederhana yang aku dapatkan, aku temui lebih tepatnya :). Membuatku merasa ikhlas melepaskan segala rasa ini. Aku biarkan rinduku ini mengalir mencari radar nya, hingga sampai pada waktunya nanti.
Rinduku,
Kini berwarna merah merekah….”
Membawaku kepada keikhlasan dan ketenangan batin dalam menjaganya.
Rinduku,
Aku akan selalu menunggu hadirmu,
Entah itu kapan,
Entah itu dimana,
Dan entah apakah memang dirinya lah orang nya?
Aku tak tahu, dan tak dapat menjamin ini semua :).
Aku pasrahkan semua ini hanya kepada-Nya.
======================================================================
Teruntukmu,
Semoga kita lekas dipertemukan-Nya,
Salam rinduku teruntuknya yang masih selalu aku rindukan,
Aku masih menunggumu….”
Dina Mitsalina
======================================================================

Tidak ada komentar:

Posting Komentar