Jumat, 25 Maret 2016

Semacam Hampa yang Mengusik Diamku






Hari ini, cuaca cerah dan berawan, namun nampaknya langit tak sebiru yang biasanya sangat aku nikmati keindahannya. Ada yang berbeda, pun dengan perasaanku ini. Aku memang seorang yang perasa, dan terkadang memang selalu berlebihan dalam mengartikan perihal apapun. Segalanya terlalu dirasa – rasakan, bahkan kadang aku terlalu ambigu, membuat tak banyak orang yang mengerti tentang maksud dan inginku, bahkan perihal perasaanku saja, hanya orang – orang tertentu saja yang dapat memahaminya. Entahlah, aku memang seperti ini adanya.
Detik ini, aku agak sedikit tak karuan, seperti ada yang salah dalam diriku, ada hampa yang mengusik diamku. Membuatku tiba – tiba saja tersadarkan oleh sesuatu yang kemudian membuatku agak serba – salah dalam bersikap, berkata, bahkan mengendalikan pikiran yang terlintas. Entahlah, aku tak cukup mengerti untuk dapat mengartikan ini semua seorang diri.
Aku merasa sedikit penat, dan emosiku pun tak stabil. Mungkin ini karena faktor alami yang sewajarnya rutin datang menghampiri setiap satu periode tertentu  dan seringkali membuat emosiku kadang meledak sekalipun itu adalah perihal yang kecil dan sederhana misalnya. Ya, mungkin saja. Ditambah rasa tidak tenang dalam batin ini juga menambah kepenatanku. Astagfirullah….”
Dan sekarang langit mulai kelabu, sepertinya hujan deras akan turun. Dan aku masih tetap sendiri disini dengan perasaan yang setidaknya telah sedikit lebih baik dari beberapa detik tadi. Aku tak habis pikir, mengapa seringkali suasana hatiku berubah – ubah tak menentu. Namun, sebenarnya aku paham betul bahwa hidup ini tak pernah berjalan statis bahkan kepada satu anak manusia sekalipun. Tak pernah,segalanya  selalu berjalan dengan dinamis dan beriringan. Bahagia dan pilu nya kesedihan memang selalu mengalir bergantian dalam alur hidupku, pun memang pada setiap orang sebagaimana mestinya. Kunci nya adalah “Bersyukur” atas apa yang telah kita dapatkan hari ini, dan tetap hadapi segala problematika hidup ini, serta nikmatilah setiap kejutan dalam hidup yang datang menghampiri :).
Aku sadar, aku bukan anak kecil lagi. Bukan waktunya lagi aku bersikap cengeng menghadapi situasi dalam keadaan yang menghimpit batinku. Bukan waktunya lagi aku memendam ego sendiri, sebab perihal hidup pun pada hakikatnya kita memang tak dapat hidup seorang diri.
Dan kini aku sadar betul, bahwa bukan waktunya lagi aku untuk bermanja ria dalam dekapan yang menenangkan sementara semua orang sudah terbangun dari tidurnya dan mulai bergegas, berlari, menggapai mimpinya dengan keyakinan dan kesungguhan yang nyata. Dan, aku sadar, bahwa kini sudah waktunya aku untuk terus bersungguh – sungguh dalam memperbaiki dan menghadapi ini semua dengan kejernihan hati dan pikiran. Semangat Dina!!
Adakala nya kita terjatuh, terlena oleh keadaan yang menghanyutkan. Namun, jangan jadikan itu sebagai sebaik – baik tempat yang nyaman. Keluarlah dari zona nyamanmu tuk bermetamorfosis dengan indah. Tak ada kata terlambat bagi mereka yang senantiasa berdo’a dan mau berusaha dengan ikhlas dan bersungguh hati. Selama kita mampu, dan mau untuk mewujudkan ini semua, mengapa harus terdiam – meratapi keterpurukan dan berhenti di tengah jalan? :) ~
Alhamdulillah,
Aku merasa jauh lebih tenang sekarang.
Ada sugesti positif yang menyadarkanku untuk tak lantas larut dalam perasaan yang seperti ini. Sebab, dunia tak hanya milik diri kita seorang. Masih banyak hal yang bisa kita lakukan dengan orang – orang sekitar. Tak ada yang patut untuk disalahkan apabila kita tak mampu untuk menetralisir dan mengendalikan ini semua. Tak ada, kecuali diri kita lah yang semestinya dapat berkaca dan menerima apapun yang datang menghampiri kita :).
Rabb, ampuni aku….”
Ampuni diri ini yang telah melangkah terlalu jauh. Ampuni aku yang terlalu sering nya membuat-Mu kecewa karena egoku sendiri….”
Aku merasa akhir – akhir ini aku agak jauh dari-Mu, sebab aku akui aktivitasku lebih banyak aku habiskan untuk urusan dunia semata, sementara waktuku untuk-Mu hanya sekedar kewajiban saja yang aku penuhi di setiap harinya. Aku merasa aku sudah terlalu jauh terhanyut dalam arus yang tak menenangkan. Ampuni aku Ya Rabb….”
Dan dengan derasnya, hujan pun turun.
Cukuplah segala penyesalan ini telah menyadarkanku dari segala keterlenaanku ini, merubahku untuk tetap konsisten dalam tiap langkah perbaikan diri :).
Semacam hampa yang mengusik diamku….”
Alhamdulillah,
Lewat rasa hampa yang aku rasakan dalam beberapa hari belakangan ini ternyata mampu membuat diri ini kembali berkaca. Apalagi ketika tadi pagi dengan tanpa sengaja aku membaca kutipan tulisan dari buku karya Mas Robi Afrizan Saputra yang berjudul “Dewasa, Cinta, dan Bahagia”, aku mulai tersadar bahwa segala sesuatunya yang terjadi pada kita itu bergantung pada sesuatu yang disebut dengan “hati”.
Ya, lewat hati, mampu menentukan dan menggambarkan pribadi kita seutuhnya.
Hati yang bersih, akan menghasilkan pikiran yang jernih, perkataan yang baik, dan perilaku yang positif. Hal itu ternyata mutlak. Dan ibarat kita ketika sedang bercermin, apa yang terlihat dan terpancar dari dalam diri kita tergantung pada bagaimana dengan keadaan hati kita :).
“Menjaga hati ibarat menjaga bunga dalam taman. Jika taman terjaga, akan terlihat menarik dan indah. Begitu pun menjaga hati yang ada di dalam dada. Jika hati terjaga, tindakan kita juga indah dan bermanfaat bagi semua. Bukankah semua yang dilakukan berawal dari perintah suara hati? Perintah yang selalu bersinergi.”
( Robi Afrizan Saputra )
Maka, berhati – hatilah dalam menjaga hati.
Sebuah rangkaian kata yang singkat, namun mampu menyadarkanku, hingga diamku ini mampu mengusikku, lewat kehampaan yang aku rasakan. Semacam hampa yang mengusik diamku menuju kepada perubahan yang positif.
Alhamdulillah, lagi – lagi pada detik ini aku merasa jauh lebih baik sekarang ^^. Cukup panjang rangkaian kata ku yang berhasil aku tuangkan dari pikiran – pikiran yang terus mengganjal dan mengusik batinku pada beberapa detik tadi. Apa yang aku renungkan kemudian lewat kata – kata mampu membuat persaan dan emosiku jauh lebih baik.
Perihal ini semua berawal dari diamku pada beberapa hal tertentu sampai akhirnya ada seberkas ruang “hampa” yang aku rasakan, dan membuatku sejujurnya tak merasakan kenyamanan dan merenungi ini semua dengan sadarku. Perlahan, beban yang aku rasakan kini mulai berkurang dan menjauh pergi, menyisakan harapan – harapan yang harus segera aku raih. Lewat kehampaan, diam, dan merenung, hingga tersadarkan dari lamunan panjang, hingga akhirnya telah membuka jalan untukku meniti langkah dengan menjadi pribadi yang lebih baik dari hari kemarin.
Alhamdulillah, aku mampu untuk mengintropeksi diri, meski sebenarnya belum sepenuhnya aku mampu berkaca dengan baik, namun aku takkan menyerah :). Segala teori yang terlintas dan tergambar jelas dalam benak ini harus aku realisasikan detik ini juga. Semangat Dina!!
Mari belajar memaafkan, dan menerima apapun yang kita dapatkan hari ini dengan tulus dan lapang hati. Mari belajar untuk menghargai kehadiran orang – orang disekitar, dan belajar ikhlas untuk menerima masukan dan energi positif dari siapapun. Dan, hargai setiap detik yang telah Allah berikan dengan senantiasa bersyukur dan ikhlas menghadapi alur kehidupan ini dengan semangat yang menghangatkan serta tetap istiqomah sampai kepada pemberhentian terakhir.
Hadapi, hayati, dan nikmati ~
Bersihkan hati dan pikiran, luruskan niat, mantapkan langkah, saling menasehati dalam kebenaran dan kesabaran. InsyaAllah berkah :) ~
======================================================================
Dalam detik yang lebih baik dari beberapa detik sebelumnya,
Salam Semangat bertabur tulusnya cinta,
Depok, 22 Maret 2016
17:42
Dina Mitsalina ^^ ~
======================================================================

Tidak ada komentar:

Posting Komentar